GENDHON–Hasil
panen durian di dukuh gendon, Kecamatan Jumantono, Karanganyar
mengalami penurunan. Pasalnya, curah hujan yang tinggi sejak akhir tahun
lalu menyebabkan bakal buah berguguran. Hal itu mengakibatkan jumlah
durian yang berkembang dan matang menjadi berkurang.
Selain itu, faktor yang cukup memengaruhi yakni musim kemarau yang
pendek namun panasnya lebih tinggi. Sedangkan saat musim hujan lebih
panjang dan curah hujan tinggi, daya tahan tanaman durian menjadi
berkurang.
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Jumantono, Budi Wiratmo,
memperkirakan panen durian di Jumantono pada Januari lalu turun 20%.
Menurutnya, angka penurunan tersebut termasuk tinggi lantaran hasil
panen tahun sebelumnya dinilai cukup baik. Penurunan tersebut merata di
11 desa di wilayah yang terkenal dengan komoditas rambutan dan durian
tersebut.
Budi menambahkan meski kuantitas menurun, kualitas durian tetap sama
seperti tahun lalu. Namun, ia tidak mengingkari sebagian durian kurang
manis. “Kalau curah hujan tinggi rasa durian agak berubah, manisnya
beda,” kata Budi kepada Solopos.com, awal pekan kemarin.
Sementara, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Jumantono, Hery Phadmo, mewakili Camat Jumantono, Timotius Suryadi, kepada Solopos.com
mengatakan kualitas durian di Jumantono tahun ini memang mengalami
penurunan. Ia menilai hasil panen durian sedikit mengecewakan petani.
Buah durian tidak sepenuhnya berisi utuh, sebagian dimakan boler.
Menurutnya hal itu dikarenakan curah hujan yang tinggi menjelang panen
durian. Lebih lanjut, Budi mengatakan penurunan hasil panen tersebut
bisa diantisipasi oleh petani sebelum musim hujan. Ia menyarankan kepada
petani durian untuk menaburkan pupuk organik pada tanaman durian
menjelang musim hujan. Hal itu bertujuan menambah daya tahan tanaman
terhadap cuaca dan suhu yang lebih ekstrem.
Selain itu, untuk mempertahankan kualitas hasil panen, buah durian
tersebut disemprot dengan pestisida. Penyemprotan dilakukan dua kali
saat buah masih muda dan sebelum panen. Hal itu bertujuan mencegah buah
dimakan boler sehingga durian bisa berisi utuh.
“Sampai saat ini petani baru merambah pasar lokal pembeli di sekitar
Jumantono dan Karanganyar, itu saja sudah banyak yang mengantri. Makanya
kualitas buah harus lebih ditingkatkan,” pungkas Budi.